Monday, November 17, 2014

Studi: Beresiko kematian dini karena pikun akibat tinggi kurang 170 cm

Orang-orang dengan tinggi di bawah rata-rata seringkali dikatakan berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan. Di antaranya sakit jantung dan diabetes. Satu lagi riset terbaru yang mengemukakan orang pendek juga berisiko lebih cepat meninggal karena pikun.

Darimana peneliti mendapatkan kesimpulan ini? Tim peneliti dari Alzheimer Scotland Dementia Research Centre, Edinburgh University menganalisis kumpulan data dari 18 penelitian dengan total partisipan sebanyak 182.000 orang.

Penelitian-penelitian ini berlangsung dalam kurun tahun 1994-2008. Tiap partisipan diukur tinggi badannya, dan ditanyai tentang status sosial berikut riwayat kesehatannya.

10 tahun kemudian dikabarkan 17.553 partisipan meninggal dunia, dan 1.093 orang di antaranya karena demensia. Yang mengejutkan sebagian besar yang demensia ini ternyata mempunyai tinggi tubuh di bawah 170 cm.

"Kami menemukan orang dewasa yang pendek berisiko lebih tinggi mengalami kematian akibat demensia. Dan risiko ini lebih kuat terlihat pada pria," ungkap Dr Tom Russ, yang memimpin studi ini, seperti dikutip dari berbagai sumber, Jumat (7/11/2014).

Bagaimana tidak, Dr Russ dan rekan-rekannya dari College of Medicine & Veterinary Medicine, University of Edinburgh ini menemukan risiko kematian karena demensia pada pria yang pendek ini mencapai lebih dari 50 persen. Bahkan makin pendek 3 inci tinggi seseorang, maka risikonya makin meningkat sebesar 24 persen.

Sedangkan untuk wanita, risiko meninggal akibat demensia ini besarnya hanya 35 persen. Dan untuk setiap penurunan tinggi badan sebanyak 2,5 inci, maka risikonya pun cuma naik 13 persen.

Mengapa bisa begini? Peneliti mengaku belum menemukan alasan pastinya. Hanya saja tinggi pendek sebenarnya tidak menyebabkan atau berhubungan langsung dengan demensia itu sendiri, tapi karena tinggi badan merupakan penanda kurangnya nutrisi seseorang, terutama di masa-masa awal hidupnya.

Menurut hasil Riskesdas tahun 2010, 36 persen balita di Indonesia mengalami stunting atau bertubuh pendek. Penyebab utamanya adalah gizi buruk pada ibu, terutaam sejak masa kehamilan. Di Indonesia sendiri masalah ini sudah tergolong kronis.

"Anak stunting enggak harus bodoh, tapi stunting potensial untuk menjadi obesitas dan berisiko terkena penyakit di masa depan," ujar Dr dr Yustina Anie Indriastuti, MSc, SpGK, kepada detikHealth beberapa waktu lalu.

Dr Anie mengungkapkan hal ini karena pada anak stunting, meskipun umurnya bertambah dan ia tumbuh dewasa, sebanyak apapun asupan makanannya, mereka tetap tidak bisa lagi tumbuh ke atas. Yang ada mereka tumbuh jadi ke samping, yang membuatnya berisiko mengalami obesitas dan gangguan kesehatan lain, seperti demensia.

Sumber: detik.com

#resiko kematian dini
Detik.com-tinggi kurang 170 cm beresiko kematian dini

No comments:

Post a Comment